SISTEM
INFORMASI UNTUK PERUSAHAAN
Perlu diketahui
bahwa seluruh aktivitas manusia akan tetap berhubungan dengan Sistem informasi,
bukan hanya seorang individu saja yang membutuhkan suatu informasi yang dapat
membantunya dalam menuntaskan suatu pekerjaan karena manusia adalah makhluk
social , maka suatu perusahaan juga membutuhkan Sistem informasi. Pada dasarnya
Sistem informasi tidak selamanya harus berbentuk komplek, ada pula yang
sederhana. Namun, suatu kualitas informasi bergantung pada 4 hal , yaitu
akurat, tepat waktu, relevan dan ekonomis. Maka dari itu suatu kebutuhan akan
implementasi informasi yang menerapkan Sistem informasi sangat dibutuhkan dan
sangat penting bagi suatu perusahaan yang menaungi banyak karyawan. Jika suatu
perusahaan menerapkan atau melakukan tindakan yang dilaksanakan berdasarkan
rencana yang sudah disusun atau di buat dengan cermat serta terperinci,
kebutuhan dan informasi yang menerapkan Sistem informasi akan berjalan dengan
baik dan terpenuhi kebutuhannya, sehingga kelangsungan kehidupan perusahaan
dapat dikendalikan seoptimal mungkin. Sistem informasi
yang didapatkan oleh suatu perusahaan tentunya dapat menjadikan sebagai salah
satu bentuk penerapan yang baik dalam perusahaan agar mereka lebih terarah
dalam menjalankan kegiatan perusahaan, Sistem informasi juga membantu dalam
mengembangkan dan memperbaiki segala hal yang kurang baik dan kurang tepat agar
perusahaan bisa tetap eksis. Di era serba digital seperti sekarang ini, tentunya sebuah perusahaan akan selalu berkembang
dengan menerapkan sistem informasi yang tepat dan akurat. Sistem informasi yang
kurang diterapkan pada perusahaan akan memperkeruh jalannya kegiatan perusahaan
atau bisa saja kegiatan perusahaan tidak berjalan pada mestinya. Agar
menciptakan suatu perusahaan yang unggul serta dapat bertahan dan bersaing
dengan perusahaan lain yang serupa, sama atau bahkan berbeda sekalipun, suatu
perusahaan haruslah memanage seluruh kegiatan perusahaan agar berjalan sesuai
rencana, tujuan dan kegemilangan kehidupan perusahaan yang baik. Oleh karena
itu perushaan tak hanya memberikan pelayanan terbaik kepada para konsumen,
perusahaan juga dituntut untuk memberikan penerapan penerapan terhadap karyawan
yang membantu dalam menjalankan roda usaha dengan menambahkan pengetahuan akan Sistem
informasi yang
akan membuat rantai nilai (value chain) dan sistem nilai (value Sistem) membaik
atau bahkan meningkat misnya, nilai perusahaan dimata public umum seantero
dunia.
Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi
informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk
mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem
informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses
algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan
untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi
informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana
orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis. Ada yang
membuat perbedaan yang jelas antara sistem informasi, dan komputer sistem TIK,
dan proses bisnis. Sistem informasi yang berbeda dari teknologi informasi dalam
sistem informasi biasanya terlihat seperti memiliki komponen TIK. Hal ini
terutama berkaitan dengan tujuan pemanfaatan teknologi informasi. Sistem
informasi juga berbeda dari proses bisnis. Sistem informasi membantu untuk
mengontrol kinerja proses bisnis. Dengan demikian, sistem informasi
antar-berhubungan dengan sistem data di satu sisi dan sistem aktivitas di
sisi lain. Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat
manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak
luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Seiring dengan
perusahaan memenuhi kebutuhan produk dan jasa para pelanggannya, perusahaan
tersebut akan berusaha untuk mendapatkan keunggulan. Mereka dapat mencapai target
perusahaan dengan memberikan produk dan jasa pada harga yang lebih rendah,
memberikan kebutuhan-kebutuhan khusus dari segmen-segmen pasar tertentu. Satu hal yang
tidak selalu terlihat jelas adalah adanya fakta bahwa sebuah perusahaan juga
akan dapat mencapai keunggulan kompetitif melalui penggunaan sumber daya
virtualnya. Di dalam bidang sistem informasi, keunggulan kompetitif
(competitive advantage) mengacu pada penggunaan informasi untuk mendapatkan
pengungkitan (leverage) di dalam pasar. Ingat bahwa para manajer
perusahaan-perusahaan menggunakan sumber daya virtual sekaligus juga fisik
dalam memenuhi tujuan-tujuan strategis perusahaan. Dalam upaya
mencapai keunggulan kompetitif, perusahaan harus menghadapi
tantangan bahkan tekanan-tekanan internal dan eksternal perusahaan. Salah
satu pendekatannya adalah bagaimana mengefektifkan potensi sumberdaya yang ada,
bisa melalui peningkatan kualitas produk dan layanan kepada pelanggan, maupun
melalui pemanfaatan kemajuan teknologi informasi. Strategi bersaing
merupakan upaya mencari posisi bersaing yang menguntungkan dalam suatu industry.
Strategi bersaing Setiap aktivitas
juga akan menggunakan dan menciptakan informasi. Sebagai contoh, spesialis
informasi di dalam unit jasa informasi dapat menggabungkan basis data pembelian
komersial, peralatan komputasi yang disewa, dan program-program yang
dikembangkan sendiri untuk menghasilkan informasi pendukung keputusan bagi para
eksekutif perusahaan. Kaitan rantai
nilai perusahaan ke rantai nilai organisasi lain dapat menghasilkan suatu
sistem interorganisasional (interorganizational Sistem-IOS). Perusahaan-perusahaan
yang berpartisipasi disebut sebagai sekutu bisnis (business partners). mereka
bekerja bersama sebagai suatu unit tunggal yang terkoordinasi, sehingga
menimbulkan suatu sinergi yang tidak dapat dicapai jika masing-masing bekerja
sendirian. Sebuah perusahaan dapat mengaitkan rantai nilainya kepada rantai
nilai pemasoknya dengan mengimplementasikan sistem yang membuat sumber daya
input tersedia bila dibutuhkan. Ketika para
pembeli produk perusahaan adalah organisasi, rantai nilai mereka akan juga
dapat dikaitkan dengan rantai nilai perusahaan dan para anggota distribusinya.
Ketika pembeli adalah pelanggan individual, mereka dapat menggunakan komputer
mereka untuk masuk ke dalam situs Web perusahaan untuk mendapatkan informasi
dan melakukan pembelian. Karena setiap aktivitas nilai mencakup komponen
informasional, mengelola sumber daya informasi sebuah perusahaan adalah langkah
penting dalam meraih keunggulan kompetitif. Keunggulan
kompetitif dapat direalisasikan dalam hal mendapatkan keunggulan strategis,
taktis, maupun operasional. Pada tingkat manajerial yang tertinggi, tingkat
perencanaan strategis-sistem informasi dapat digunakan untuk mengubah arah
sebuah perusahaan dalam mendapatkan keunggulan strategisnya. Pada tingkat
kendali manajemen (menengah), manajer dapat memberikan spesifikasi mengenai
bagaimana rencana strategis akan diimplementasikan sehingga menciptakan suatu
keunggulan taktis. Pada tingkat kendali operasional (lebih rendah), manajer
dapat menggunakan teknologi informasi dalam berbagai pengumpulan data dan
penciptaan informasi yang akan memastikan efisiensi operasi, sehingga mencapai
keunggulan operasional. Keunggulan
strategis (strategic advantage) adalah keunggulan yang dimiliki dampak
fundamental dalam membentuk operasi perusahaan. Sistem informasi dapat
digunakan untuk menciptakan keunggulan strategis. Sebagai contoh, sebuah
perusahaan dapat memutuskan untuk mengubah seluruh datanya menjadi basis data
dengan alat penghubung standar (seperti alat penghubung browser Web) guna
kemungkinan berbagi dengan sekutu-sekutu bisnis dan pelanggannya. Sebuah perusahaan
mendapatkan keunggulan taktis (tactical advantage) ketika perusahaan tersebut
mengimplementasikan strategi dengan cara yang lebih baik dari para pesaingnya.
Dalam contoh kita, layanan pelanggan dapat ditingkatkan dengan menawarkan
kepada pelanggan akses langsung ke informasi. Semua perusahaan ingin memuaskan
pelanggan, karena kepuasan pelanggan akan menghasilkan pengulangan pembelian.
Tantangan Dalam
Mengembangkan Sistem Informasi Global. Pengembangan semua
jenis sistem informasi dapat menjadi suatu tantangan, tetapi ketika sistem yang
dibuat mencakup batas internasional, para pengembangnya harus mengatasi
beberapa kendala yang unik. Istilah sistem informasi global (global information
Sistem-GIS) diberikan untuk suatu sistem informasi yang terdiri atas beberapa
jaringan yang melintasi batas negara. Berikut adalah beberapa kendala yang
harus diatasi oleh pengembang GIS, yaitu : a.
Kendala-kendala Politis Pemerintah nasional di suatu
negara di mana anak perusahaan berada dapat menerapkan beragam pembatasan yang
menjadikan perusahaan induk mengalami kesulitan untuk memasukkan anak
perusahaan tersebut ke dalam jaringan. Pembatasan yang umum adalah akses yang
terbatas ke komunikasi berkecepatan tinggi. Karena infrastruktur telepon
biasanya dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah dan bukannya perusahaan
swasta, hal ini dapat menjadi suatu rintangan yang cukup berat. b.
Rintangan Budaya dan Komunikasi Interaksi dengan teknologi
dapat sangat bervariasi di beberapa budaya. Antarmuka (interface) GIS harus
tetap konsisten meskipun menggunakan bahasa yang berbeda-beda. Sebagai
akibatnya, kebanyakan antarmuka GIS mengandalkan grafik dan icon untuk
berinteraksi dengan pengguna dan tidak terlalu bergantung pada perintah yang
diketikkan ke dalam field. Selain itu, masalah rancangan GIS juga dapat
diselesaikan dengan menawarkan beragam format yang memiliki fungsionalitas yang
sama. Jika sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat GIS, ia harus bersedia
untuk mengadaptasi berbagai kebutuhan populasi global ke dalam sistemnya. Rintangan budaya juga dapat
memengaruhi rancangan suatu GIS. Di dalam beberapa masyarakat tertentu,
penggunaan teknologi dianggap sebagai suatu pekerjaan yang tidak membutuhkan
keahlian, sedangkan di masyarakat lainnya dipandang sebagai suatu pertanda
tingkat sosial. c.
Pembatasan Pembelian dan Impor Peranti Keras Pemerintah nasional mencoba
untuk melindungi pabrikan lokal dan merangsang investasi asing pada produksi
lokal dengan menentukan bahwa hanya peralatan yang diproduksi atau dirakit di
negara itu yang dapat dipergunakan. Ketentuan seperti ini dapat memengaruhi
pengoperasian berbagai sistem peranti keras dan lunak yang berbeda. d.
Pembatasan Pemrosesan Data Kebijakan nasional dapat
mengatur bahwa data harus diproses di dalam negeri, bukan dikirimkan ke luar
negeri dan diproses di tempat lain. e.
Pembatasan Komunikasi Data Pembatasan komunikasi data
yang paling banyak dipublikasikan adalah pembatasan yang dikenakan pada aliran
data antarnegara. Aliran data antarnegara (transborder data flow-TDF), adalah
pergerakan data yang dapat dibaca oleh mesin melintasi batas negara. f.
Masalah-masalah teknologi MNC sering kali didera dengan
masalah yang berhubungan dengan tingkat teknologi yang terdapat di
negara-negara anak perusahaannya. Di beberapa negara, sumber listrik yang dapat
diandalkan mungkin tidak tersedia, sehingga mengakibatkan seringnya terjadi
gangguan listrik. Sirkuit telekomunikasi sering kali hanya dapat mengirimkan
data dengan kecepatan yang rendah, dan kualitas transmisinya juga buruk.
Peranti lunak juga dapat menjadi masalah. Karena banyak negara tidak
memerhatikan hak cipta atas peranti lunak dan menutup mata pada peranti lunak
berjalan, beberapa vendor peranti lunak menolak untuk berbisnis di beberapa
negara tertentu. g.
Kurangnya Dukungan dari Manajemen Anak Perusahaan Manajemen kantor anak
perusahaan sering kali ikut menjadi masalah. Beberapa merasa yakin bahwa mereka
dapat menjalankan anak perusahaannya tanpa harus mendapat bantuan, dan mereka
memandang peraturan yang ditetapkan oleh kantor pusat sebagai suatu hal yang
tidak perlu. Beberapa manajer anak perusahaan mendapat imbalan berdasarkan
profitabilitas, dan mereka akan berusaha untuk menghambat solusi korporat yang
mereka anggap akan dapat mengurangi pendapatan mereka. Manajemen kantor di luar
negeri juga dapat melihat GIS sebagai salah satu jenis pengawasan dari “Big
Brother”. Para manajer tingkat menengah dapat merasa takut dilewati oleh rantai
informasi baru yang menghimpun data operasional kepada perusahaan induk. Dengan
segala kemungkinan masalah di atas, adalah mukjizat kecil jika MNC mencoba
untuk mengembangkan GIS. Meskipun menghilangkan seluruh masalah di atas adalah
suatu hal yang mustahil untuk dilakukan, pengaruh MNC dapat diminimalkan dengan
mengikuti strategi yang terencana dengan baik yang dituangkan ke dalam rencana
strategis sumber daya informasi.
Peran penerapan Sistem
informasi pada suatu perusahaan memang sangat dibutuhkan, terlebih dijaman yang
cenderung lebih menggunakan teknologi digital untuk menunjang seluruh kegiatan
perusahaan baik itu dari sisi tata Kelola hingga keseluruhan organisasi. Dimana
penerapan Sistem informasi tersebut lah membawa dampak positif bagi suatu
perusahaan untuk menunjang sumber daya informasi sebuah perusahaan meliputi
peranti keras, peranti lunak, spesialis informasi, pengguna, fasilitas, basis
data (database), dan informasi. Informasi memiliki empat dimensi yang
diinginkan: relevansi, akurasi, ketetapan waktu, dan kelengkapan. Perusahaan
akan tercapai bilamana perusahaan tersebut berfokus pada model delapan unsur
lingkungan sebuah perusahaan dapat menjadi suatu cara yang baik untuk memahami
kompleksitas dari bagaimana perusahaan akan berinteraksi dengan lingkungannya
serta perusahaan diharuskan memiliki keunggulan, tak hanya dalam segi
kompetitif saja namun pengelolaan sumber daya fisik juga diperlukan dan sumber
daya virtual ternyata juga dapat memainkan peranan yang besar. Sebuah rencana
strategis untuk sumber daya informasi akan mengidentifikasikan tujuan-tujuan
yang harus dipenuhi oleh sistem informasi perusahaan di tahun-tahun mendatang
dan sumber daya informasi yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut.
|