SISTEM INFORMASI  PERPUSTAKAAN

          Perpustakaan merupakan salah satu unit Pelaksana teknis yang secara khusus sebagai unit penunjang proses belajar mengajar. Sebagai pilar utama dalam melestarikan dan menyediakan informasi bagi seluruh aktivitas, perpustakaan senantiasa diharapkan dapat memberikan layanan yang berkualitas serta menyeluruh kepada seluruh penggunanya. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan sarana dan prasarana penunjang kualitas pelayanan di perpustakaan yang memadai. Kualitas layanan merupakan standar proses yang harus dilaksanakan dalam suatu layanan perpustakaan guna memenuhi harapan dan tuntutan pengguna. Bila kualitas layanan perpustakaan sesuai dengan yang diharapkan pengguna perpusakaan maka pengguna akan merasa puas. Sebaliknya bila kualitas layanan lebih rendah dari yang diharapkan maka tidak ada kepuasan pengguna perpustakaan itu sendiri. layanan perpustakan saat ini masih kurang memuaskan penggunanya. Hal ini tercermin dari beberapa  pengguna perpustakaan yang menyatakan bahwa kualitas layanan belum memuaskan. Hingga saat ini layanan registrasi anggota, layanan atas ketersediaan buku, layanan pemesanan, pengambilan buku, pengarsipan data buku maupun layanan sirkulasi (peminjaman dan pengembalian) masih dilakukan secara manual. Petugas perpustakaan dalam memberikan layanan sirkulasi harus mencatat data buku yang dipinjam ke daftar buku sirkulasi secara manual lalu di pindahkan ke dalam excel, oleh karena itu pelayanan perpustakaan untuk saat ini memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu pencarian data buku yang ada diperpustakaan karena  yang ingin mencari buku harus melihat di komputer terlebih dahulu melalui excel atau langsung mengecek ke tiap rak untuk memperoleh buku yang mereka inginkan. Data buku hanya diarsip dalam buku besar perpustakaan dan di komputer melalui excel, sehingga pengecekan data buku, keadaan buku dan jumlah buku memerlukan waktu relatif lama dan dalam pelayanannya kurang efektif dan efisien. Demikian juga untuk kepentingan pengambilan keputusan oleh pihak manajemen sering menghadapi kendala, ini dikarenakan informasi jumlah buku, permintaan judul buku, permintaan referensi kurang akurat, lambat dan tidak efisien. Dari uraian diatas memberikan gambaran bahwa sistem yang ada sekarang ini tidak memberikan akses yang optimal terhadap seluruh pengguna perpustakaan. Sehingga sudah seharusnyalah perpustakaan bisa mengembangkan diri dengan membuat suatu sistem informasi perpustakaan yang bisa memberikan layanan perpustakaan yang cepat, tepat dan akurat guna memenuhi kebutuhan akan informasinya kepada pengguna perpustakaan. Sistem informasi layanan perpustakaan  merupakan salah satu alternative pemberian layanan perpustakaan yang bisa memberikan informasi yang akurat dalam waktu yang singkat dan dapat diakses kapan saja dan dimana saja.

 

Sistem Informasi Perpustakaan adalah sistem yang dibuat untuk memudahkan petugas perpustakaan dalam mengelola suatu perpustakaan. Semua di proses secara komputerisasi yaitu digunakannya suatu software tertentu seperti software pengolah database. Petugas perpustakaan dapat selalu memonitor tentang ketersediaan buku, daftar buku baru, peminjaman buku dan pengembalian buku. Sistem informasi perpustakaan merupakan sebuah sistem yang terdiri dari manusia, hardware, software, prosedur, dan data yang terintegrasi, digunakan untuk manajemen otomasi perpustakaan sehingga mengemas sebuah informasi yang bernilai bagi penggunanya (pustakawan maupun pemustaka). Penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam dua bentuk yaitu:

1.                Penerapan teknologi informasi digunakan sebagai sistem informasi manajeman perpustakaan, mulai dari pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain sebaginya,

2.                Penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital Dalam sebuah sistem Informasi untuk  perpustakaan terdapat beberapa komponen atau unsur yang saling berkaitan dan mendukung satu dengan lainnya. Komponen komponen tersebut adalah :

a.      Pengguna (users), pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem informasi   untuk otomasi perpustakaan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu dikembangkan melalui konsultasi dengan para penggunanya yang meliputi pustakawan, staf yang nantinya sebagai operator atau teknisi, dan para anggota perpustakaan.

b.      Perangkat Keras (Hardware), perangkat Keras merupakan mesin komputer yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi secara cepat dan tepat serta diperlukan program untuk menjalankannya.

c.      Perangkat Lunak (Software), perangkat lunak adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan instruksi-instruksi yang mengoperasikan perangkat keras untuk melakukan tugas sesuai dengan perintah.

d.      Jaringan (Network), jaringan (Network) adalah sebuah jaringan yang menghubungkan komputer induk (server) dengan komputer yang lain dan dengan alat-alat penunjang sistem otomasi yang lain dalam sebuah system yang terintegrasi. e. Data, data merupakan bahan baku informasi. Data dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol khusus. f. Panduan Operasional / Manual, panduan Operasional/Manual merupakan penjelasan bagaimana memasang, menyesuaikan, menjalankan suatu perangkat keras atau perangkat lunak.

 

Komponen-komponen tersebut di atas harus dapat dipenuhi untuk membangun sebuah sistem informasi perpustakaan. Dalam membangun sistem informasi ini terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data yaitu :

1.      Penelitian Lapangan ( field research) . Pada tahap awal dalam penelitian ini dikumpulkan data terlebih dahulu dengan studi lapangan di Perpustakaan

2.      Penelitian Kepustakaan (Library Research). Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dengan mempelajari buku-buku (literature) mengenai sistem informasi berbasis bahasa pemrgoraman PHP dan langkah-langkah membangun aplikasi berbasis web.

 

Setelah di terapkannya Sistem Informasi pada Perpustakaan yaitu banyak membantu pekerjaan pustakawan. Dari segi waktu, pekerjaan juga lebih efisien. Tidak hanya pihak pustakawan yang merasakannya, para pengunjung perpustakaan pun juga merasakan. Berikut adalah manfaat dan keuntungan diterapkanya  sistem informasi pada perpustakaan, antara lain:

1.    Memudahkan Pekerjaan Pustakawan

Manfaat dan keuntungan manajemen sistem informasi perpustakaan bagi pustakawan lebih memudahkan. Tidak seperti 30 tahun yang lalu. Dimana pustakawan harus melakukan pengarsipan secara manual menggunakan buku catatan manual. Ketika ada informasi, atau data yang dipanggil, harus mencari di buku catatan dan memakan waktu lebih lama.

2.    Efisiensi Waktu

Menyambung manfaat dan keuntungan di poin pertama. Itu sebabnya kehadiran sistem informasi perpustakaan yang sudah ada saat ini, sangat efisiensi waktu. Setidaknya ketika ada data yang dicari, tinggal ketik di komputer, ata akan langsung muncul, dan langsung diketahui koleksi ada dimana.

3.    Pekerjaan Lebih Cepat

Karena sistem kerjanya sudah terintegrasi dengan sistem informasi perpustakaan, maka segala pekerjaan yang dilakukan oleh pustakawan lebih cepat. Cukup beberapa menit, bahkan hanya beberapa detik saja, data akan mencari sekejap mata.

4.    Memberikan Layanan yang Terbaik Bagi Pemustaka

Tidak hanya bermanfaat dan menguntungkan pihak pustakawan saja, ternyata sistem informasi perpustakaan pun juga memudah pemustaka atau pengunjung perpustakaan. Pengunjung perpustakaan dengan cepat dan mudah mengakses komputer yang tersedia untuk mencari koleksi yang ada di perpustakaan. Ketidak tidak ada, pengunjung pun bisa direkomendasikan ke perpustakaan rujukan.

5.    E-library

Adapun manfaat lain dari sistem manajemen perpustakaan e library, yaitu dapat diakses oleh banyak orang. Sehingga para pengunjung perpustakaan pun memiliki kepercayaan dan keleluasaan untuk membaca koleksi yang ada di sana.

6.    Meningkatkan Citra Perpustakaan

Secara tidak langsung, kehadiran sistem informasi perpustakaan mampu meningkatkan citra perpustakaan itu sendiri. Ketika perpustakaan mampu menyediakan sistem informasi perpustakaan menjadi poin penting, karena dibutuhkan modal uang yang tidaklah murah. Sementara perpustakaan tingkat desa belum tentu bisa menggunakan system ini. Itu sebabnya e-library dapat dijadikan sebagai  meningkatkan citra perpustakaan sebagai perpustakaan maju.

7.    Pengembangan Infrastruktur

Ketika perpustakaan mampu mengembangkan sistem informasi perpustakaan secara profesional dan maksimal. Tidak hanya memudahkan segala lini yang sudah disebutkan di atas. Tetapi secara tidak langsung juga dapat dijadikan sebagai pengembangan infrastruktur perpustakaan itu sendiri.

Misalnya, bisa digunakan sebagai sarana untuk menjalin kerja sama dengan pihak lain. Atau mendapatkan hibah dari pemerintah dengan teknologi yang dikembangkan dan masih banyak lagi peluang yang mungkin dieksplorasi.

8.    Tidak Memakan Ruang

Salah satu manfaat dan keuntungan sistem informasi perpustakaan adalah menghemat ruang.  Setidaknya cukup hanya satu komputer dengan penyimpanan yang besar, maka sebanyak apapun data akan tetap aman. Semua bisa masuk tersimpan.  Dari segi ruang pun juga lebih efisien.

 

Maka tidak heran jika beberapa tahun terakhir buku-buku konvensional perlahan berubah menjadi buku online atau e-book. Dengan alasan tidak memakan ruang. Sebagai analogi, mungkin 100 koleksi buku print out membutuhkan beberapa rak (otomatis butuh ruangan).

Semetara ketika buku tersebut berupa ebook, cukup hanya satu ruang, kita bisa menampung 100 koleksi bahkan lebih banyak tiga kali lipatnya. Jadi wajar jika sistem informasi perpustakaan sekarang tengah menjadi daya tarik tersendiri.

 

Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya sistem informasi perpustakaan dapat menunjang aktifitas kepustakaan. Baik untuk mencari buku dan untuk mengelola data buku jurnal dan lainnya, sehingga dirasakan dapat menghemat waktu. Hal ini dapat dilihat ketika pengunjung mencari buku mereka dapat langsung mengakses aplikasi untuk melihat katalog atau untuk mencari berdasarkan filter tertentu yang di mana sebelumnya mereka harus bertanya kepada petugas perpus dan kemudian petugas perpus mencari buku tersebut dalam dokumen Microsoft excel.

 

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved