Pseudocode
Bagi banyak orang,
belajar pemrograman mungkin membuat pusing karena harus berkenalan dengan
kode-kode yang rumit. Tapi, ada lho kode pemrograman yang mudah dibaca dan
dipahami bahkan oleh yang awam sekalipun. Namanya, pseudocode. Pseudocode sendiri
memiliki fungsi untuk memudahkan penulisan program, membantu dalam pemecahan
masalah, serta mempersingkat waktu coding. Kalau kamu sedang belajar
pemrograman, rasanya, rugi banget kalau sampai tidak tahu pseudocode ini.
Apa Itu Pseudocode? Apa itu
Pseudocode? Pseudocode secara harfiah berarti ‘kode semu’. Maksudnya,
pseudocode adalah sebuah cara penulisan program yang informal dan dapat dibuat
dengan kaidah yang ditentukan sendiri. Dengan kata lain, pseudocode merupakan
urutan logika yang bertujuan untuk dipahami manusia dengan mudah. Tentu Kita cukup
kesulitan bukan untuk bisa membaca dan memahaminya? Bahkan, pada bahasa tingkat
tinggi seperti JavaScript dan bahasa Python yang tujuannya untuk mudah dibaca
manusia pun, rasanya masih cukup sulit dipahami bagi rata-rata orang. Apalagi dalam
bahasa pemrograman, Kita tidak diperbolehkan membuat kesalahan atau keluar dari
aturan. Tapi, dengan algoritma pseudocode, justru sebaliknya. Kita dapat
membuat aturan yang Kita tentukan sendiri. Pseudocode
bukanlah bahasa pemrograman, jadi tidak masalah bahasa apa yang Kita gunakan
untuk menulis. Umumnya, pseudocode ditulis dengan bahasa Inggris karena lebih
mudah ketika mengkonversikannya ke bahasa pemrograman. Tapi juga tidak masalah
jika Kita menggunakan bahasa Indonesia. Selain itu, Kita
tidak perlu terlalu memikirkan perihal titik koma, kurung kurawal, sintaks
untuk fungsi lainnya. Yang terpenting, Kita harus mampu menjelaskan alur yang Kita
pikirkan dan lakukan.
Fungsi Pseudocode Kira-kira, apa sih
fungsi pseudocode? Pseudocode berfungsi sebagai outline yang membantu
programmer dalam memahami alur dan logika untuk pemecahan masalah sebelum diubah
menjadi script bahasa pemrograman. Dengan pseudocode, Kita tidak perlu
membanjiri otak dengan sintaks pengkodean yang rumit.
Jika dijabarkan,
fungsi pseudocode dalam coding adalah:
1. Sebagai Media Dokumentasi Dokumentasi akan menjadi patokan
agar proses perancangan program sesuai dengan yang diharapkan. Dokumentasi
menjadi aspek yang penting dalam membangun proyek, karena dokumentasi akan
diperlukan bagi programmer untuk dapat menelusuri logika program, jika
kedepannya terjadi error atau bug. 2. Sebagai Titik Tengah Antara Flowchart dan Kode Bagi pengembang pemula, seringkali
agak kesulitan menerjemahkan alur diagram atau flowchart ke kode pemrograman.
Nah, adanya pseudocode ini menjadi titik tengah yang baik, karena dapat membuat
transisi berjalan efektif dan efisien. 3. Sebagai Jembatan Komunikasi Maksud pseudocode sebagai jembatan
yaitu, seorang programmer bekerja bersama orang-orang dari divisi lain. Seperti
mitra bisnis, manajer, desainer, dan sebagainya. Nah, dengan menggunakan
pseudocode, maka programmer akan lebih mudah menjelaskan mekanisme kode.
Sehingga, komunikasi menjadi lebih efektif. 4. Mempercepat Proses Penyelesaian Hadirnya pseudocode ini tidak lain
adalah untuk mempercepat pembuatan sistem. Tidak seperti bagan alur yang
memiliki format tersendiri dan strukturnya yang relatif sulit dipahami
langsung, pseudocode justru menggunakan struktur sederhana dan mudah dibaca.
Hal ini juga membuatnya lebih mudah untuk dimodifikasi.
Maka untuk proses
konversi ke bahasa pemrograman tidak harus menunggu waktu lama, sebab alur
algoritma sudah digambarkan dengan lebih jelas. Itulah beberapa
fungsi pseudocode. Intinya, pseudocode adalah metode awal yang memudahkan
programmer dalam menuliskan kode-kode program, sehingga meminimalisir kendala
saat proses pengkodean. Walau tidak
memiliki ketentuan pasti, akan tetapi pseudocode tetap memiliki struktur
penulisan. Struktur ini menjadi acuan agar pembuatan algoritma dapat berjalan
dengan baik. Adapun struktur yang biasanya digunakan pseudocode terdiri dari:
1. Judul Program – Pada bagian ini, Kita bisa menulis
judul algoritma pseudocode guna menunjukan algoritma program apa yang sedang
dikerjakan; 2. Deklarasi – Pada bagian deklarasi, Kita bisa
mengisinya dengan keterangan seperti variabel atau konstanta yang digunakan
dalam penulisan algoritma; 3. Implementasi – Di bagian ini berisi proses atau
perintah atau langkah dari algoritma. Dengan kata lain, bagian ini merupakan
inti dari pseudocode. Kita bisa menjabarkan proses-proses di sini; seperti
proses kondisional (if/else), perulangan (for), sampai operasional (penjumlahan,
pengurangan, dan lainnya).
Notasi Pseudocode Notasi adalah
semacam kode yang dipakai untuk memudahkan komunikasi. Notasi ini akan berguna
untuk memahami fungsi-fungsi dan algoritma yang ada di sebuah kode pemrograman.
Sebenarnya,
algoritma pseudocode juga tidak memiliki ketentuan pasti dalam menentukan
notasi. Meski begitu, ada beberapa notasi yang banyak digunakan, seperti: 1. INPUT – Notasi ini dimaksudkan untuk memasukkan
sesuatu, seperti navigasi klik atau button; 2. OUTPUT – Ini adalah hasil atau keluaran dari input dan
proses. Output akan menampilkan sesuatu; 3. WHILE – Ini merupakan proses yang terjadi dalam
sistem. While termasuk dalam bentuk perulangan; 4. IF – THEN – ELSE – Notasi ini masuk dalam kategori
bentuk percabangan; 5. CASE – Bentuk generalisasi dari IF – THEN – ELSE 6. REPEAT – UNTIL – Sebuah keputusan (decision), di mana
bagian ini pilihan dibuat Nanti di bagian
contoh pseudocode, Kita bisa lihat kalau notasi biasanya ditulis lebih menjorok
agar mudah ditandai.
Oh ya, notasi
pseudocode di atas hanya contoh umumnya saja, ya. Tentunya Kita bisa
mencocokkan sendiri notasi sesuai kebutuhan dalam perancangan sistem. |