Power
Supply Pengertian Power Supply ( PSU ) Catu daya merupakan suatu
Rangkaian yang paling penting bagi sistem elektronika. Power supply atau catu
daya adalah suatu alat atau perangkat elektronik yang berfungsi untuk merubah
arus AC menjadi arus DC untuk memberi daya suatu perangkat keras lainnya. Sumber
AC yaitu sumber tegangan bolak-balik, sedangkan sumber tegangan DC merupakan
sumber tegangan searah. Power supply/ unit catu
daya secara efektif harus mengisolasi rangkaian internal dari
jaringan utama, dan
biasanya harus dilengkapi
dengan pembatas arus otomatis
atau pemutus bila
terjadi beban lebih
atau hubung singkat. Bila
pada saat terjadinya
kesalahan catu daya, tegangan keluaran DC meningkat di
atas suatu nilai
aman maksimum untuk rangkaian internal, maka daya secara otomatis harus
diputuskan. Fungsi Power Supply ( PSU ) Power Supply sendiri
berfungsi sebagai pengubah dari tegangan listrik AC (Alternating Current)
menjadi tegangan (Direct Current), karena hardware komputer hanya dapat
beroperasi dengan arus DC. Power supply pada umumnya berupa kotak yang
diletakan dibagian belakang atas casing. Besarnya listrik yang mampu ditangani
power supply ditentukan oleh dayanya dan dihitung dengan satuan Watt. Daya power supply berkisar
150 watt sampai 350 watt. Untuk daya 150 watt sudah jarang dijumpai karena
hanya digunakan untuk komputer yang sederhana tanpa banyak komponen tambahan.
Sedangkan jika dalam sebuah komputer yang memiliki beberapa banyak komponen misal:
CD-ROM, CD-RW, dan menggunakan banyak hard disk direkomendasikan menggunakan
power supply 300 watt atau lebih besar. Fungsi power supply yang
kurang baik/rusak dapat menghasilkan tegangan DC yang tidak rata dan banyak
riaknya (ripple). Jika digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama akan
menyebabkan kerusakan pada komponen computer, misalnya Harddisk. Klasifikasi Power Supply Berikut ini terdapat beberapa klasifikasi
power supply, terdiri atas: 1. Power Supply Berdasarkan Fungsi (Functional) Berdasarkan fungsinya, Power supply dapat
dibedakan menjadi Regulated Power Supply, Unregulated Power Supply dan
Adjustable Power Supply. a. Regulated Power Supply adalah Power
Supply yang dapat menjaga kestabilan tegangan dan arus listrik meskipun
terdapat perubahaan atau variasi pada beban atau sumber listrik (Tegangan dan
Arus Input). b. Unregulated Power Supply adalah
Power Supply tegangan ataupun arus listriknya dapat berubah ketika beban
berubah atau sumber listriknya mengalami perubahan. c. Adjustable Power Supply adalah Power
Supply yang tegangan atau Arusnya dapat diatur sesuai kebutuhan dengan
menggunakan Knob Mekanik. 2. Power Supply Berdasarkan Bentuknya Untuk peralatan Elektronika seperti
Televisi, Monitor Komputer, Komputer Desktop maupun DVD Player, Power Supply
biasanya ditempatkan di dalam atau menyatu ke dalam perangkat-perangkat
tersebut sehingga kita sebagai konsumen tidak dapat melihatnya secara langsung.
Jadi hanya sebuah kabel listrik yang dapat kita lihat dari luar. Power Supply
ini disebut dengan Power Supply Internal (Built in). Namun ada juga Power Supply yang berdiri
sendiri (stand alone) dan berada diluar perangkat elektronika yang kita gunakan
seperti Charger Handphone dan Adaptor Laptop. Ada juga Power Supply stand alone
yang bentuknya besar dan dapat disetel tegangannya sesuai dengan kebutuhan
kita. 3. Power Supply Berdasarkan Metode Konversinya Berdasarkan Metode Konversinya, Power supply
dapat dibedakan menjadi Power Supply Linier yang mengkonversi tegangan listrik
secara langsung dari Inputnya dan Power Supply Switching yang harus
mengkonversi tegangan input ke pulsa AC atau DC terlebih dahulu. Tabel 1.
perbandingan secara umum antara Switching Power Supply dengan Linier
Power Supply
HAL
|
Switching
Power Supply
|
Linier
Power Supply
|
EfisiensiKenaikan
Temperatur
|
Umumnya antara 65% sampai 85%, suhu 200oC
sampai
400oC masih diterima
|
Umumnya 25% sampai 50%, 500oC sampai 1000oC
tidak umum, tergantung pada
teknik
pembuangannya.
|
Tegangan Kerut
|
Umumnya diperoleh antara 20 – 50 mVpp.
untuk memperoleh tegangan kerut yang lebih kecil sulit dilakukan
|
tidak sulit mendapatkan
tegangan
kerut sebesar 5 mV,yang lebih kecil bisa dibuattapi harganya mahal.
|
Regulasi keseluruhan
|
Spesifikasi umum adalah 0,3%. Sulit untuk
memperoleh regulasi yang lebih baik.
|
Umumnya 0,1%, dan untuk
regulasi
yang lebih baik masih dapat diperoleh dengan harga yang lebih tinggi
|
Berat
|
60 watt per kilogram
|
20 – 30 watt per kilogram
|
Volume
|
1 inchi kubik per watt
|
2 – 3 inchi kubik per watt,
tergantung
dari metoda
pembuangan panasnya
|
Isolasi daritransien
jala-jala
|
Sangat baik, seringkali lebih
besar
dari 60Db
|
Sangat kurang dibanding
dengan
jenis switching. Jala-
jala yang bersifat noise dapat
mengganggu beban.
|
RFI danEMI
|
Dapat mengganggu, memerlukan perhitungan,
penekanan dan penapisan
|
Sedikitnya dapat merupakan
faktor
yang merugikan
|
Magnetis
|
Beberapa rancangan dapat menyalurkan
magnetis 60 Hz
yang
besar.
|
Perlu magnetis 60 Hz yang
mahal
dan besar dalam
tingkat daya yang lebih tinggi.
|
Keandalan
|
Rancangan dipusatkan agar
lebih
handal dengan
temperatur kerja yang lebih
dingin.
|
Semakin tinggi temperatur
kerja
semakin berkurang
kehandalan.
|
Harga
|
Melihat pesatnya teknologi
semikonduktor
ada
kemungkinan pembuatannya
bisa lebih murah dibanding
dengan linier
|
Umumnya lebih murah, tapi
dengan
faktor-faktor yang ada dalam sistem, faktor harga dapat menjadi lebih tinggi.
|
Jenis-Jenis
Power Suplly Adapun jenis power supply
sekarang ini terbagi menjadi 2 “dua” macam yaitu: 1.
DC Power Supply DC Power Supply adalah pencatu daya yang
menyediakan tegangan maupun arus listrik dalam bentuk DC (Direct Current) dan
memiliki Polaritas yang tetap yaitu Positif dan Negatif untuk bebannya.
Terdapat 2 jenis DC Supply yaitu : a. AC to DC Power Supply AC to DC Power Supply, yaitu DC Power Supply yang mengubah sumber
tegangan listrik AC menjadi tegangan DC yang dibutuhkan oleh peralatan
Elektronika. AC to DC Power Supply pada umumnya memiliki sebuah Transformator
yang menurunkan tegangan, Dioda sebagai Penyearah dan Kapasitor sebagai
Penyaring (Filter). b. Linear Regulator Linear Regulator berfungsi untuk mengubah tegangan DC yang
berfluktuasi menjadi konstan (stabil) dan biasanya menurunkan tegangan DC Input. 2.
AC Power Supply AC Power Supply adalah Power Supply yang
mengubah suatu taraf tegangan AC ke taraf tegangan lainnya. Contohnya AC Power
Supply yang menurunkan tegangan AC 220V ke 110V untuk peralatan yang
membutuhkan tegangan 110VAC. Atau sebaliknya dari tegangan AC 110V ke 220V. 3.
Switch-Mode Power Supply Switch-Mode Power Supply (SMPS) adalah jenis
Power Supply yang langsung menyearahkan (rectify) dan menyaring (filter)
tegangan Input AC untuk mendapatkan tegangan DC. Tegangan DC tersebut kemudian
di-switch ON dan OFF pada frekuensi tinggi dengan sirkuit frekuensi tinggi
sehingga menghasilkan arus AC yang dapat melewati Transformator Frekuensi
Tinggi. 4.
Programmable Power Supply Programmable Power Supply adalah jenis power
supply yang pengoperasiannya dapat dikendalikan oleh Remote Control melalui antarmuka (interface)
Input Analog maupun digital seperti RS232 dan GPIB. 5.
Uninterruptible Power Supply (UPS) Uninterruptible Power Supply atau sering
disebut dengan UPS adalah Power Supply yang memiliki 2 sumber listrik yaitu
arus listrik yang langsung berasal dari tegangan input AC dan Baterai yang
terdapat didalamnya. Saat listrik normal, tegangan Input akan secara simultan
mengisi Baterai dan menyediakan arus listrik untuk beban (peralatan listrik).
Tetapi jika terjadi kegagalan pada sumber tegangan AC seperti matinya listrik,
maka Baterai akan mengambil alih untuk menyediakan Tegangan untuk peralatan
listrik/elektronika yang bersangkutan. 6.
High Voltage Power Supply High Voltage Power Supply adalah power supply
yang dapat menghasilkan Tegangan tinggi hingga ratusan bahkan ribuan volt. High
Voltage Power Supply biasanya digunakan pada mesin X-ray ataupun alat-alat yang
memerlukan tegangan tinggi. Cara Kerja Power Supply Arus Listrik yang kita
gunakan di rumah, kantor dan pabrik pada umumnya adalah dibangkitkan, dikirim
dan didistribusikan ke tempat masing-masing dalam bentuk Arus Bolak-balik atau
arus AC (Alternating Current). Hal ini dikarenakan pembangkitan dan
pendistribusian arus Listrik melalui bentuk arus bolak-balik (AC) merupakan
cara yang paling ekonomis dibandingkan
dalam bentuk arus searah atau arus DC (Direct Current). Akan tetapi, peralatan
elektronika yang kita gunakan sekarang ini sebagian besar membutuhkan arus DC
dengan tegangan yang lebih rendah untuk pengoperasiannya. Oleh karena itu,
hampir setiap peralatan Elektronika memiliki sebuah rangkaian yang berfungsi untuk
melakukan konversi arus listrik dari arus AC menjadi arus DC dan juga untuk
menyediakan tegangan yang sesuai dengan rangkaian Elektronika-nya. Rangkaian yang mengubah
arus listrik AC menjadi DC ini disebut dengan DC Power Supply atau dalam bahasa
Indonesia disebut dengan Catu daya DC.
DC Power Supply atau Catu Daya ini juga sering dikenal dengan nama
“Adaptor”. Sebuah DC Power Supply atau
Adaptor pada dasarnya memiliki 4 bagian
utama agar dapat menghasilkan arus DC yang stabil. Keempat bagian utama tersebut
diantaranya adalah Transformer, Rectifier, Filter dan Voltage Regulator. Sebelum kita membahas lebih
lanjut mengenai Prinsip Kerja DC Power Supply, sebaiknya kita mengetahui
Blok-blok dasar yang membentuk sebuah DC Power Supply atau Pencatu daya ini.
Dibawah ini adalah Diagram Blok DC Power Supply (Adaptor) pada umumnya. Berikut ini adalah
penjelasan singkat tentang prinsip kerja DC Power Supply (Adaptor) pada
masing-masing blok berdasarkan Diagram blok diatas. 1. Transformator (Transformer/Trafo) Transformator (Transformer) atau disingkat
dengan Trafo yang digunakan untuk DC Power supply adalah Transformer jenis
Step-down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik sesuai dengan
kebutuhan komponen Elektronika yang terdapat pada rangkaian adaptor (DC Power
Supply). Transformator bekerja berdasarkan prinsip
Induksi elektromagnetik yang terdiri dari 2 bagian utama yang berbentuk lilitan
yaitu lilitan Primer dan lilitan Sekunder. Lilitan Primer merupakan Input dari
pada Transformator sedangkan Output-nya adalah pada lilitan sekunder. Meskipun
tegangan telah diturunkan, Output dari Transformator masih berbentuk arus
bolak-balik (arus AC) yang harus diproses selanjutnya. 2. Rectifier (Penyarah Gelombang) Rectifier atau penyearah gelombang adalah
rangkaian Elektronika dalam Power Supply (catu daya) yang berfungsi untuk
mengubah gelombang AC menjadi gelombang DC setelah tegangannya diturunkan oleh
Transformator Step down. Rangkaian Rectifier biasanya terdiri dari komponen
Dioda. Terdapat 2 jenis rangkaian Rectifier dalam Power Supply yaitu “Half Wave
Rectifier” yang hanya terdiri dari 1 komponen Dioda dan “Full Wave Rectifier”
yang terdiri dari 2 atau 4 komponen dioda. 3. Filter (Penyaring) Dalam rangkaian Power supply (Adaptor),
Filter digunakan untuk meratakan sinyal arus yang keluar dari Rectifier. Filter
ini biasanya terdiri dari komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis
Elektrolit atau ELCO (Electrolyte Capacitor). 4. Voltage Regulator (Pengatur Tegangan) Untuk menghasilkan Tegangan dan Arus DC
(arus searah) yang tetap dan stabil, diperlukan Voltage Regulator yang
berfungsi untuk mengatur tegangan sehingga tegangan Output tidak dipengaruhi
oleh suhu, arus beban dan juga tegangan input yang berasal Output Filter.
Voltage Regulator pada umumnya terdiri dari Dioda Zener, Transistor atau IC
(Integrated Circuit). Pada DC Power Supply yang
canggih, biasanya Voltage Regulator juga dilengkapi dengan Short Circuit
Protection (perlindungan atas hubung singkat), Current Limiting (Pembatas Arus)
ataupun Over Voltage Protection (perlindungan atas kelebihan tegangan). Perbaikan dan Perawatan pada Power Supply Terdiri atas: Pencarian Kesalahan Kesalahan pada
perangkat power suplai
dapat disebabkan oleh perencanaan yang
tidak akurat dan
kesalahan disebabkan
penggunaan peralatan yang
salah. Pada perencanaan menentukan spesifikasi
peralatan yang digunakan
adalah merupakan penentuan daya
Power Supply. Tabel 2. Pencarian
Kesalahan pada power supply.
NO
|
Item
|
Kesalahan
|
Indikasi
|
1.
|
Dioda
|
Pencemaran unsur utama Ge dan Silikon tidak menurutkomposisi.
Dioda
tidak berfungsi sebagaipenyearah.
|
Tipe unsur tidak jelas tipe P atau N.
Tidak jelas polaritas dioda.
|
2
|
Penyearah
Setengah
gelombang
|
Lepassambungan
Diodabocor.
|
Tidak adategangan.
Bentuk
gelombang tidak sempurna
|
3.
|
Penyearah Gelombang penuh
|
Polaritas diodaterbalik.
Kapasitas
capasitorkecil.
|
Tegangan output tidak ada
Hasil
penyearahan tidak sempurna.
|
4.
|
Rangkaian filter
|
Nominal R L C tidak sesuai.
Rangkaian
bersifat resistif
|
Penapisan tidak sempurna.
Hasil
penapiasanburuk
|
5.
|
Zener.
|
Tegangan zenerbesar.
Zenerjebol
|
Proteksi terhadap beban tidakada.
Drop
tegangan pada bebanberlebih.
|
6.
|
Regulator
tiga
terminal.
|
Salah penentuanIC.
Rancangan
komponen salah.
|
Tegangan outputsalah.
Pengaturan tegangan tidakbaik.
|
Cara
Mengecek Kesalahan dan Memperbaiki pada Power Supply Kerusakan yang sering
terjadi ialah akibat beban berlebihan, tegangan masuk yang tidak stabil, sistem
ground yang tidak baik, dan sebab-sebab lain. Gangguan paling fatal untuk untuk
power supply ialah bila tidak mengeluarkan tegangan sama sekali, walaupun sudah
di beri tegangan masuk sesuai dengan kebutuhan. Cara praktis untuk memperbaiki
power supply dapat di lakukan sebagai berikut : 1. Lepaskan
kotak power supply dari cassing agar memudahkan memeriksa rangkaian elektronik
dan lepaskan seluruh kabel dari alat-alat lain. Bukalah kotak power supply
sambil memeriksa fisik komponen elektronik, barangkali ada yang terbakar dapat
diketahui. 2. Periksalah
FUSE pada masukkan AC 220V dari sumber listrik luar, lepaskan FUSE tersebut
dari soketnya dan ukur hubungan kawat pengamannya dengan ohm-meter pada posisi
X1. Jarum ohm-meter harus menunjukkan nilai sekitar 0 ohm, yang berarti FUSE
tersebut masih baik. Jika ohm-meter menunjukkan angka yang tak terhingga,
berarti FUSE sudah putus, harus diganti baru. Jangan melakukan sambungan kawat
pada FUSE yang sudah putus, karena batas arus lelehnya mungkin akan menjadi
lebih besar dan akan menyebabkan kerusakan bagian lain. 3. Jika
FUSE baik atau sudah diganti baru tetapi masih juga tidak dapat mengeluarkan
tegangan DC, maka lanjutkan dengan memeriksa transistor power switching 2SC3039
(dua buah) yang bertugas sebagai kendali catu daya secara PWM. Lepaskan dua
transisitor 2SC3039 tersebut dari PCB dan lakukan pemeriksaan kondisi
masing-masing dengan multimeter. Bila salah satu transistor rusak untuk
menggantinya sebaiknya keduanya diganti dengan transistor baru, agar
karakteristiknya terjamin dan simetris, ketidakseimbangan karateristik dua
transistor ini menyebabkan gangguan stabilitas tegangan DC yang dikeluarkan
power supply. 4. Lepaskan
diode brigde atau empat buah diode perata yang langsung meratakan arus listrik
AC pada bagian masukkan, periksalah kondisi diode ini dengan multimeter. Kadang
sering terjadi salah satu diode-nya bocor atau hubungan singkat, sehingga arus
listrik AC ikut masuk ke rangkaian switching dan melumpuhkan power supply
secara keseluruhan transistor power akan ikut rusak, terbakar. 5. Periksa
juga transistor pembangkit pulsa “power on reset”, juga kapasisitor dan
resistor yang terdapat pada rangkaian basis transistor tersebut. Jika rangkaian
transistor ini bekerja dengan baik, maka seluruh hasil regulasi tegangan DC
akan di reset oleh pembangkit PWM dan akibatnya power supply tidak mengeluarkan
DC sama sekali. Gantilah transistor baru jika dari pengetesan transistor POR
ini ternyata rusak. Begitu juga apabila kapasitor di test akan kering, nilainya
berubah, maka harus di ganti baru dengan nilai yang persis sama dengan
sebelumnya. 6. Periksalah
seluruh solderan pada PCB Power Supply, lebih bagus lagi pastikan hubungannya
di perbaiki dengan jalan di solder ulang dengan timah yang lebih lunak (encer,
flux 60/40). Sehingga hubungan kabel atau kaki komponen yang mungkin longgar
dapat di jamin bersambung kembali dan umumnya power supply akan dapat bekerja
normal kembali. 7. Komponen
aktif yang pengetesannya tidak dapat di lakukan dengan multimeter adalah
ICTL494 yang bertugas sebagai pembangkit PWM untuk mengendalikan transistor
power switching bekerja. IC ini hanya di test dengan membandingkan terhadap IC
yang normal pada power supply yang lain yang sejenis. Pergunakan soket IC yang
dicurigai rusak dengan IC pembanding yang masih bagus. 8. Bila
proses pemeriksaan dan pergantian komponen yang rusak sudah dilakukan secara
keseluruhan, maka cobalah power supply dihidupkan dengan memasang beban berupa
disk drine saja. Periksalah apakah kipasnya berputar, ukur tegangan kabel yang
berwarna kuning (+12), merah (+5), biru (-5), biru (-12), orange (POR) terhadap
kabel warna hitam (ground). Bila parameter tegangan pada kabel-kabel tersebut
sudah benar, matikan power supply dan gantilah bebannya. Cara
Merawat Power Supply Terdiri atas: 1. Meletakkan
power supply pada lingkungan yang tidak keras. 2. Menggunakan
power supply sesuai dengan prosedur. 3. Tidak
menggunakan power supply terus menerus. 4. Jangan
menggunakan power supply lebih dari kemampuan. 5. Lakukan
pengecekan berkala pada komponen-komponen yang ada pada rangkaian power supply. 6. Lakukan
pengecekan berkala pada komponen-komponen yang ada pada rangkaian power supply. 7. Pengecekan
berkala ditujukan agar identifikasi kegagalan dapat diketahui lebih awal
sebelum kegagalan yang lebih parah dan total. 8. Pengecekan
berkala ditujukan agar identifikasi kegagalan dapat diketahui lebih awal
sebelum kegagalan yang lebih parah dan total.
9. Perlakukan
power supply dengan baik.
|