Menggeluti dunia bisnis, terutama pada sektor perdagangan, seringnya membenturkan para pelaku usaha pada perbedaan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan. Kedua istilah tersebut sering disama artikan sebagai modal awal sebelum barang dijual. Padahal, kedua komponen tersebut memiliki arti yang sangat berbeda, meskipun keduanya sama-sama menentukan harga jual. Sebagai awalan, seorang pedagang harus terlebih dulu mengetahui pola bisnisnya. Dari mana ia mendapatkan bahan baku, bagaimana detail prosesnya, berapa banyak pekerja dan waktu yang dibutuhkan. Hal itu menjadi penting, karena merupakan unsur yang akan muncul ketika akan menentukan harga produksi maupun harga jual. Mengenal Real Production Cost
Sebuah istilah yang umum dikenal yaitu Real Production Cost sebagai harga pokok dari produksi. Secara sepintas akan memiliki arti harga awal sebelum barang dijual. Pengertian tersebut tidak salah, namun juga kurang tepat jika membandingkan adanya poin signifikan yang menjadi perbedaan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan. Guna mengetahui lebih detail tentang istilah di sektor dagang ini, perlu kiranya dipahami dulu bagaimana alur sebuah usaha dagang. Memulai bisnis di dunia perdagangan, seseorang akan bertemu dengan alur dari hulu ke hilir. Alur dimulai ketika menemukan raw material. Dalam hal mana, material tersebut bukan hanya diperlukan kualitasnya, akan tetapi juga harus dibandingkan harganya, dari penyedia satu dengan yang lainnya. Setelah mendapatkan bahan baku yang sesuai baik kualitas maupun harga, langkah selanjutnya adalah memahami setiap detail prosesnya. Ketika mengolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi, atau bahkan menjadi bahan jadi, tentu akan muncul kebutuhan tambahan yang juga harus diperhitungkan biayanya. Sebagai contoh, pengolahan ketela menjadi keripik, pengusaha memerlukan mesin pemotong dengan bahan bakar bensin atau solar untuk menggerakkannya. Adanya mesin ini berguna dalam hal meningkatkan kuantitas serta mempercepat proses. Dengan demikian, kebutuhan mesin sekaligus dengan bensin sebagai bahan bakarnya, merupakan cost tambahan yang harus dicatat. Meskipun menggunakan mesin, tetap dibutuhkan tenaga manusia sehingga harus dihitung upah. Upah para pekerja sepanjang proses produksi ini pun harus tercatat dengan detail oleh seksama. Sampai sejauh ini, proses produksi mulai tergambar, di mana mulai muncul harga pokok produksi. Keseluruhan munculnya cost mulai dari operasional mencari raw material, membeli, merawat, termasuk di dalamnya tambahan mesin serta perawatannya, adalah beberapa unsur cost dalam perhitungan harga pokok produksi. Dapat ditemukan sebuah definisi terkait harga pokok produksi, sebagai keseluruhan biaya yang muncul dan harus dihitung detail sebelum barang dipasarkan. Detailnya penghitungan tersebut dikarenakan telah dibayarnya biaya tadi sejak awal. Artinya, sudah ada cost keluar oleh pedagang dalam rangka menjual barang. Mengenal Cost of Goods Sold
Keseluruhan ongkos atau cost dibayarkan dalam sepanjang masa produksi tersebut di atas, harus diperhitungkan agar bisnis dapat berjalan dan mendatangkan keuntungan. Jangan sampai terlewat menginventarisasi setiap biaya, karena kekeliruan dapat membuat bisnis dijalankan dengan sangat payah, kehabisan tenaga dan juga biaya, tanpa terasa pemasukan keuntungannya. Setelah mengolah material dalam serangkaian proses, saatnya pengusaha menjual barangnya. Pangsa pilihan penjual tentu sudah menjadi pertimbangan sebelumnya, agar barang produksi tersebut dapat laku dibeli. Ketika melempar barang ke pasar, pedagang tentu tidak mau asal-asalan menentukan harga. Ada biaya-biaya yang harus diperhitungkan, karena sudah dikeluarkan pada proses produksi. Selain itu, ada juga keuntungan yang diinginkan oleh pedagang dari setiap produk terjual. Penentuan keuntungan per produk tadi, merupakan upaya untuk mencari berapa nilai yang sesuai bagi harga jual. Hal itu berarti, cost of goods sold atau harga pokok penjualan merupakan nilai produk setelah diperhitungkan seluruh biaya sepanjang pembuatan produk serta keuntungan diinginkan. Perhitungan ini akan terpengaruh juga oleh masih ada atau tidaknya sisa bahan baku, dan juga produk-produk jadi namun belum habis terjual pada bulan sebelumnya. Hal itu dilakukan, karena pengambilan keuntungan harus memperhitungkan barang-barang sisa, agar sebisa mungkin penjualan yang dilakukan bulan ini sekaligus menghabiskan barang sisa bulan lalu. Secara sederhana, terbaca di mana letak perbedaan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan manakala meninjau setiap komponennya. Pada siklus mengolah raw material menjadi produk siap jual atau barang jadi, pedagang tidak serta-merta mendapatkan harga jual dengan mudah. Karena pengeluaran tadi pasti terjadi dan harus dirinci secara mendetail, agar pengusaha tidak keliru mendapatkan harga jual yang tepat, dan mendapatkan keuntungan yang sepadan. Bagaimana Menghitungnya?
Pada keduanya, diperlukan kehati-hatian untuk menentukan biayanya. Hal itu karena ada juga pedagang yang familiar dengan kedua istilah ini, namun belum menemukan letak perbedaan keduanya. Apalagi, di kalangan awam, kedua istilah dagang tersebut memang sering mendapatkan akronim sama yaitu ‘HPP’. Padahal, secara teori yang disebut ‘HPP’ pada dasarnya hanyalah harga pokok penjualan.
|