Penerapan
Algoritma Rijndael untuk Mengamankan Teks Kriptografi merupakan studi matematika yang
mempunyai hubungan dengan aspek keamanan informasi seperti integritas data,
keaslian entitas dan keaslian data. Kriptografi menggunakan berbagai macam
teknik dalam upaya untuk mengamankan gambar. Penyandian gambar melalui media
elektronik memerlukan suatu proses yang dapat menjamin keamanan gambar dan
keutuhan dari gambar tersebut. Gambar tersebut harus tetap rahasia dengan
bertujuan untuk menjaga karahasiaannya terhadap akses orang-orang yang tidak
berhak[1]. Masalah keamanan dan kerahasiaan pada suatu gambar merupakan hal
yang sangat penting dalam suatu organisasi maupun pribadi terlebih apabila
gambar tersebut berada dalam suatu jaringan komputer yang terkoneksi dengan
jaringan publik misalnya internet. Tentu saja gambar yang sangat penting
tersebut tidak sembarangan dilihat atau dibajak oleh orang yang tidak
berwenang. Apabila hal ini sampai terjadi kemungkinan gambar akan rusak bahkan
dapat hilang dan akan menimbulkan kerugian material yang besar[2], [3]. Algoritma
Rijndael merupakan algoritma kriptografi simetri yang beroperasi dalam mode
penyandi blok (block cipher) yang memproses blok data 128-bit dengan panjang
kunci 128-bit (AES- 128), 192-bit (AES-192), atau 256-bit (AES-256). Oleh
karena itu untuk melindungi kerahasiaan data yang tidak aman, penulis
menggunakan metode algoritma Rijndael untuk proses enkripsi dan deskripsi data
text. Kriptografi telah menjadi suatu bagian yang tidak dapat di pisahkan dari
sistem keamanan data, Salah satu metode enkripsi data adalah algoritma Rijndael
yang merupakan algoritma cipher blok yang popular karena dijadikan standar
algoritma enkripsi kunci-simetri[4].. Adapun beberapa manfaat dari penelitian
ini adalah melindungi dan merahasiakan data yang akan dikirim dengan menggunakan
algoritma Rijndael, Meningkatkan keamanan teks dari tindakan-tindakan
pengerusakan atau hal-hal lain dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab,
Meningkatkan proses pengamanan teks melalui sebuah aplikasi Kriptografi pada awal nya dijabarkan sebagai
ilmu yang mempelajari ilmu bagaimana menyembunyikan pesan. Namun pada
pengertian modern kriftografi adalah ilmu yang bersandarkan pada teknik
matematika untuk berurusan dengan keamanan informasi seperti kerahasiaan,
keutuhan data dan otentikasi dan entitas[5] Rijndael diciptakan oleh dua orang
kriptografer asal Belgia, Vincent Rijmen dan Joan Daemen. Rijndael adalah suatu
blok cipher yang terdiri dari sebuah variabel blok dan sebuah variabel kunci
dengan panjang blok dan panjang kunci dapat secara sepesifik ditentukan 128,
192 atau 256 bit [4], [6]. Proses Dekripsi Transformasi-transformasi yang
merupakan kebalikan dari setiap cipher diterapkan dalam program dekripsi
(inverse cipher). Fungsi AddRoundKey() untuk enkripsi digunakan kembali untuk
dekripsi (Muhammad Farid Fachrurozi, 2006, 4) Adapun yang harus dibuat lagi
adalah: 1. InvSubBytes 2. InvShiftRows, 3. InvMixColumns.
Rentetan tersebut dijalankan sebanyak Nr-1 sebagai loop utama, setiap loop
disebut round (Nr = 10 round untuk Rijndael128). AddRound Key dieksekusi
sebagai round ini sial sebelum loop utama. Setelah loop utama tersebut berakhir
(sembilan round), SubBytes, ShiftRows, dan AddRoundKey, dieksekusi secara
berturut-turut sebagai final round. Proses Dekripsi Transformasi-transformasi yang
merupakan kebalikan dari setiap cipher diterapkan dalam program dekripsi
(inverse cipher). Fungsi AddRoundKey untuk enkripsi digunakan kembali untuk
dekripsi .Adapun yang harus dibuat lagi adalah: 1. InvSubBytes, 2.
InvShiftRows, 3. InvMixColumns(). Beberapa bagian cukup dikopi dari fungsi
kebalikannya yang telah digunakan saat enkripsi. AddRoundKey() dieksekusi
sebagai initial round, diikuti sembilan round rentetan InvShiftRows(),
InvSubBytes(), InvMixColumns(), dan AddRoundKey(). Round ke-10 yang mengikutinya
tidak menyertakan InvMixColumns serupa dengan final round enkripsi
Analisis
adalah penguraian dari suatu pembahasan, dalam hal ini pembahasan mengenai
analisis algoritma rijndael pada proses pengamanan data teks yang berguna untuk
mengetahui proses enkripsi dan dekripsi dari kedua algoritma rijndael.
Permasalahan utama yang ada pada perangkat lunak adalah mengenai enkripsi dan
dekripsi. Bagaimana melakukan enkripsi terhadap sebuah data teks pada proses
pengamanan dekripsi terhadap data teks yang sudah berisi ciphertext sehingga
dapat ditampilkan ke user dalam plaintext. Dimana data yang ada pada komputer
boleh jadi merupakan data yang sangat penting dan rahasia yang tidak
dimungkinkan orang lain mengaksesnya. Kriptografi bertujuan untuk menjaga
kerahasiaan informasi yang terkandung dalam data sehingga informasi tersebut
tidak dapat diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan. Kebanyakan
kriptografi diterapkan pada file yang memiliki format.txt, .doc, dan .pdf.
Masalah yang timbul adalah bagaimana jika data/pesan rahasia tersebut yang ada
di komputer tidak mudah dapat dibaca oleh orang lain yang tidak berkepentingan
sehingga dapat menjadi suatu hambatan apabila komputer kita sudah terhubung
pada saat mendistribusikan file teks yang berisi data/pesan rahasia tersebut.
a. Proses Enkripsi Rijndael Algoritma Rijndael juga melakukan putaran enkripsi
(enciphering) sebanyak 10 putaran namun bukan putaran yang merupakan jaringan
Feistel. Enciphering pada Rijndael melibatkan empat proses yaitu : 1. Sub Bytes
2. Shift Rows 3. Mix Columns 4. Add Round Key Secara umum, proses enkripsi
dilakukan dengan initial round yaitu melakukan XOR antara state awal yang masih
berupa plaintext dengan cipher key. Kemudian melakukan keempat proses diatas
sebanyak 9 kali putaran, dan terakhir adalah final round yang melibatkan proses
sub bytes, shift rows, dan add round key. Tujuan analisa sistem ini adalah
menentukan kebutuhan pemakai secara akurat yang berarti : 1. Semua informasi
yang di inginkan telah dimasukan secara lengkap 2. Mudah dimengerti oleh
pengguna 3. Konsisten 4. Tepat dan spesifik, dimana semua kebutuhan digambarkan
dengan jelas |