Menurut Prastati & Irawan (2005), penggunaan media atau alatalat modern di dalam perkuliahan tidak bermaksud mengganti cara mengajar yang baik, melainkan untuk melengkapi dan membantu para dosen dalam menyampaikan materi atau informasi. Penggunaan media Sebenarnya tidak ada ketentuan kapan suatu media harus digunakan, tetapi sangat disarankan bagi para dosen untuk memilih dan menggunakan media dengan tepat. Pemilihan dan penggunaan media harus mempertimbangkan beberapa aspek, seperti: Selain aspek-aspek tersebut, Don Ely (dalam Prastati & Irawan, 2005) menyarankan beberapa pertimbangan dalam memilih media pembelajaran, yaitu: 1. Cost (Biaya) Dosen harus mempertimbangkan pemilihan mediaperkuliahan berdasarkan nilai-nilai umum (altruistic), bukan hanyakepentingan dosen sendiri, khususnya pertimbangan biaya yangdiakibatkan oleh pemilihan suatu media. Paling tidak ada tiga jenisbiaya yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu: a. Biaya tetap, seperti biaya pengadaan alat dan biayaadministrasi. b. Biaya variabel, seperti biaya layanan mahasiswa dan biayapengiriman materi. c. Biaya materi perkuliahan, seperti biaya perencanaan danproduksi 2. Accessibility (Keterjangkauan) Prinsip keterjangkauan media pembelajaran meliputi tigaaspek, yaitu ketersediaan (availability), kenyamanan (convenience),dan kemudahan (user-friendliness). Aspek ketersediaan perlumempertimbangkan apakah dosen dan mahasiswa mampumembeli alat dan infrastrukturnya. Aspek kenyamanan perlumempertimbangkan apakah media tersebut memungkinkanmahasiswa belajar kapan saja dan dimana saja. Aspek kemudahanperlu mempertimbangkan apakah media yang akan digunakanmengikuti standar secara umum, sehingga setiap orang dapatmenggunakannya dengan mudah. 3. Social-Political Suitability (Kesesuaian sosial dan politik)Media pembelajaran yang dipilih dosen hendaknya sesuaidengan norma sosial dan peraturan yang berlaku di wilayahnya.Pemilihan jenis media dan materi perkuliahan hendaknyadihindarkan dari masalah suku, agama, ras, dan antar golongan(SARA). 4. Cultural friendliness (Ramah Budaya) Media pembelajaran yang akan dipilih dosen hendaknyatidak bertentangan dengan budaya dan cara belajar masyarakatpada umumnya. Budaya belajar yang ada di suatu negaradimungkinkan berbeda dengan budaya belajar di negara lain.Maka dari itu, pemahaman aspek budaya pembelajar menjadipertimbangan tersendiri dalam memilih suatu mediapembelajaran. 5. Openess (Keterbukaan) Media pembelajaran yang baik harus mampu membangun kolaborasi dan mengakomodasi perbedaan cara pembelajaran. Media harus mampu menciptakan suasana kerjasama antara dosen dan mahasiswa, serta mahasiswa dengan mahasiswa lainnya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan media juga mendorong dosen untuk menggunakan berbagai metode pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. 6. Interactivity (Interaktif) Media yang dipilih dosen hendaknya mampu membangun interaksi antara dosen, mahasiswa, dan lingkungan. 7. Motivational value (Memotivasi) Media pembelajaran yang baik harus mampu menumbuhkan motivasi kepada mahasiswa untuk belajar lebih giat dan lebih baik. Contoh-contoh yang diberikan pada media pembelajaran hendaknya sesuatu yang menginspirasi mahasiswa untuk berbuat lebih baik, khususnya pada mata kuliah yang sedang dipelajarinya. 8. Effectiveness (Efektif) Media pembelajaran yang dipilih dosen hendanya mampu mengarahkan mahasiswa pada pencapaian tujuan pembelajaran dan pemerolehan cara belajar yang baru. Maka, sebelum memilih dan menyusun media pembelajaran, dosen perlu mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh mata kuliah tersebut. Selain kriteria pemilihan media pembelajaran tersebut di atas, dosen perlu mempertimbangkan beberapa tujuan yang harus dicapai dalam penggunaan media pembelajaran. Menurut Smaldino, et al. |