AngularJS adalah framework yang dikembangkan oleh Google dan paling populer di kalangan developer. 

Framework JS ini dirilis pertama kali pada 2009 dengan bahasa pemrograman JavaScript. Lalu, pada 2014 AngularJS memiliki versi baru yang dibangun dengan bahasa TypeScript.

Terdapat 3 bagian utama yang menjadi komponen pentingnya, yaitu:


ng-app – Arahan dan link dari AngularJS ke HTML.

ng-model – Arahan data dari app AngularJS ke input kontrol HTML.

ng-bind – Arahan data dari app AngularJS ke tag HTML.

Fitur-Fitur AngularJS:


Directives – Memudahkan dalam mengatur DOM (Document Object Model), sehingga bisa menghasilkan konten berformat HTML yang lebih dinamis.

Hierarchical Injections – Memudahkan pengelolaan kode untuk pengujian dan penggunaan ulang

Two-way Data Binding – Memudahkan sinkronisasi antara model dan view.

Scope – Objek yang menampung data Model berisi Method atau perantara antara Controller dan View.

Controller – Mengontrol data dan alur kerja pada program yang sedang dibangun, berisi kumpulan fungsi-fungsi JavaScript yang dibuat di AngularJS.

Services – Objek yang dapat digunakan di sebuah aplikasi untuk membuat XMLHttpRequest.

Filters – Menyortir item atau fungsi kode.

Directives – Digunakan untuk membuat tag pada HTML.

Template – Tampilan program dengan yang sedang dibuat berdasarkan Controller dan Model. 

Routing – Proses switching atau perpindahan tampilan.

Model View Whatever – Pola desain MVC membagi proses kerja karena memiliki tanggung jawab masing-masing. Jadi, metode lebih dekat menjadi MVVM (Model-View-Viewmodel).

Deep Linking – Mengizinkan developer untuk melakukan encode aplikasi dalam URL, mem-bookmark, dan me-restore kondisi terakhir pada URL.

Dependency Injection – Developer dapat menulis komponen atau kode secara terpisah satu sama lain, sehingga memudahkan uji coba dan mengembangkan program.


Kelebihan AngularJS:

AngularJS dengan TypeScript memiliki konsep Object Oriented Programming atau berbasis objek, sehingga proses menjadi fleksibel dan jauh lebih mudah dikelola.

Dapat digunakan untuk membangun program yang kompleks seperti, website berskala besar, native app, PWA yang berkinerja tinggi, hingga RIA (Rich Internet App).

Pembagian kerja skema MVC (Model, View, Controller), dimana JavaScript sebagai kontrol dan HTML sebagai View. Sehingga, 

Setiap perubahan kode akan langsung terlihat.

Komponen umum seperti card, toolbar, navbar, dan container, dapat dibangun sekali tapi dapat digunakan berulang kali.

Jumlah dan struktur baris kode untuk membangun aplikasi sangat rapi.

Memiliki komunitas pengguna yang luas.

Dapat melakukan uji coba secara langsung.

Kompatibel dengan semua browser, kecuali Explorer.

Terdapat RxJs atau reactive JavaScript, sebuah tools yang dapat menampung segala ketidaksinkronan. Sehingga, kode dapat berjalan meskipun aplikasi masih melakukan permintaan ke server.

Memungkinkan untuk mengelola Single Page Application dengan mudah.


Kekurangan AngularJS:

Aturan penulisan kode cukup rumit, sehingga agak sulit bagi pemula.

Struktur aplikasi yang dihasilkan cenderung lebih rumit, sehingga bisa menurunkan kinerja aplikasi.

Kurang SEO Friendly.

Ukuran framework termasuk besar yaitu 566 KB.

Memerlukan autentikasi dari server untuk menjaga keamanan aplikasi.

JavaScript dan browser harus selalu terhubung, jika JavaScript ter-disable dengan web browser, maka kode yang sudah dibuat tidak dapat bekerja.

Developer harus terbiasa dengan bahasa pemrograman TypeScript.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved