Pengertian Daftar Pustaka

Ketika menulis sebuah tulisan ilmiah, kita diharuskan untuk menyajikan tulisan yang berasal dari sumber yang benar. Dari situlah penulisan daftar pustaka sangat diwajibkan dalam penulisan karya ilmiah. Daftar pustaka adalah daftar yang berisi tentang buku-buku atau sumber lainnya yang digunakan dalam sebuah penelitian ilmiah.

Terdapat beberapa sebutan lain dari daftar pustaka yaitu, referensi, rujukan, pranala atau sumber pustaka. Daftar pustaka umumnya terletak di halaman paling akhir dari sebuah karya ilmiah.

Menuliskan daftar pustaka dalam tulisan karya ilmiah memiliki banyak manfaat diantaranya, sebagai petunjuk bahwa data yang diambil merupakan data yang benar, memenuhi etika penulisan karya ilmiah, sebagai penanda bahwa kita berterima kasih kepada penulis atau peneliti sebelumnya dan menunjukkan bahwa kita mendukung ide dari penulis tersebut.

Selain itu, apa tujuan dari menuliskan daftar pustaka dan bagaimana cara menulis daftar pustaka yang benar? Supaya tidak bingung ketika menuliskan daftar pustaka, simak penjelasan tentang daftar pustaka dan cara menuliskan daftar pustaka dari berbagai sumber di bawah ini.

Tujuan Adanya Daftar Pustaka

Menuliskan daftar pustaka memiliki beberapa tujuan yaitu menguatkan tulisan ilmiah. Maka dari itu, ketika mengutip sebuah tulisan jangan lupa untuk mencantumkan sumbernya. Hal ini juga bertujuan untuk menghindari tuduhan plagiat atau penjiplakan.

Selain untuk menghindari tuduhan plagiat, menuliskan daftar pustaka juga bertujuan untuk menghargai penulis yang menjadi sumber acuan dalam penulisan karya ilmiah. Dengan begitu, kamu dianggap telah mengakui bahwa ide atau kutipan yang kamu tulis berasal dari pemikiran orang lain.

Tujuan dari menuliskan daftar pustaka lainnya adalah membantu pembaca lainnya mengetahui lebih dalam sumber kutipan karya ilmiah yang ditulis. Tidak jarang pembaca yang ingin menelusuri informasi lebih lanjut mengenai sumber bacaan dari sebuah karya ilmiah.

Penulisan Sumber Kutipan

Berdasarkan caranya, mengutip sebuah sumber tulisan dibagi menjadi dua cara yaitu:

1. Cara Menulis Kutipan Langsung

Kutipan langsung adalah mengutip tulisan dari sumber acuan tanpa merubah kalimat sang penulis. Istilah mudahnya, mengutip langsung menggunakan teknik copy-paste sebuah tulisan. Sesuai ketetapan American Psychological Association atau APA, kutipan langsung terdiri dari dua jenis yaitu kutipan langsung pendek dan kutipan langsung panjang.

Kutipan langsung pendek berarti mengutip sebuah tulisan tidak lebih dari 40 kata. Untuk penulisan kutipan langsung pendek, tulislah menjadi satu paragraf dengan tulisan kamu dan disertai dengan tanda kutip. Hal ini untuk membedakan mana tulisan kamu dan kutipan dari orang lain. Tulis sumbernya berdekatan dengan kutipan yang kamu tulis.

Kutipan langsung panjang adalah kutipan yang lebih dari 40 kata atau biasa dikenal dengan block quote. Cara menulis kutipan langsung yaitu membuat paragraf baru dengan kalimat agak sedikit menjorok ke kanan tanpa tanda kutip, namun tetap menggunakan jenis font yang sama dengan tulisanmu. Hal ini untuk membedakan mana tulisan yang kamu kutip, mana tulisan kamu sendiri.

Perlu diingat bahwa mengutip sebuah tulisan tidak hanya dilakukan untuk mendukung ide tulisanmu, namun bisa juga digunakan untuk menunjukan bahwa ada beberapa penulis yang tidak setuju dengan ide kamu atau memiliki pandangan berbeda dengan ide kamu.

Contoh kutipan langsung:

“perempuan harus memiliki ruang dan uang untuk dirinya sendiri” (Hadid, 2002, h. 3)

2. Cara Menulis Kutipan tidak Langsung

Dalam hal ini, penulis berarti tidak mengutip secara utuh kalimat dari sumber acuan namun penulis merangkai kalimatnya sendiri. Kutipan tidak langsung atau biasa disebut parafrasa, umumnya tidak perlu menuliskan nomor halaman dari sumber yang dikutip.

Tetapi American Psychological Association atau APA menganjurkan untuk menuliskan nomor halaman dari sumber yang menjadi acuan. Jika kamu menganggap mencantumkan nomor halaman dapat membantu pembaca karya ilmiah mu, maka tidak ada salahnya untuk menuliskan nomor halaman. sebaiknya, diskusikan hal ini dengan dosen pembimbing, atau tutor mu.

Contoh kutipan tidak langsung:

Hal ini dikemukakan oleh Goffman (1951) yang berpendapat bahwa laki-laki cenderung memilih pasangan yang memiliki status sosial yang sama dengannya.

Atau bisa juga dengan cara : Pada tahun 1950, Goffman melakukan penelitian tentang keterkaitan antara laki-laki dengan status sosial.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved