Aksesibilitas Web
Aksesibilitas Web
berarti situs,
sarana,
dan
teknologi web
didesain
dan dikembangkan agar penyandang
disabilitas bisa menggunakannya. Lebih spesifik, mereka bisa: 1.
mempersepsikan, memahami, menavigasi,
dan
berinteraksi dengan Web 2.
berkontribusi pada Web
Aksesibilitas web mencakup
semua disabilitas yang memengaruhi akses ke Web,
termasuk: 1.
Pendengaran 2.
Kognitif 3.
Neurologi 4.
Fisik 5.
Bicara 6.
Penglihatan
Aksesibilitas Web
juga
memberikan
manfaat bagi orang-orang yang
tidak menyandang disabilitas,
sebagai contoh: 1.
Orang-orang yang
menggunakan
ponsel, jam tangan pintar,
TV
pintar, berbagai perangkat dengan layar
kecil,
mode
input yang berbeda,
dsb. 2.
Lansia dengan
kemampuan
yang
terbatas karena usia. 3.
Orang-orang yang
memiliki “disabilitas temporer” seperti tangan yang
patah
atau
kehilangan kacamata. 4.
Orang-orang yang
memiliki “batasan situasi” seperti di bawah
matahari terik atau dalam. 5.
Lingkungan yang tidak memungkinkan
mereka untuk mendengarkan suara. 6.
Orang-orang yang
memiliki koneksi Internet yang
lambat, atau memiliki bandwidth yang
mahal atau terbatas.
Aksesibilitas website telah menjadi isu dan
fokus para web developer dan
designer
di
seluruh dunia. World Wide Web Consortium (W3C)
merupakan
organisasi internasional yang
menyediakan panduan
dalam pengelolaan sebuah
website yang
telah
diakui secara
internasional. W3C
sebagai Web Accesibility Initiative
(WAI) berupaya mewujudkan aksesibilitas website dengan membuat sebuah pedoman
aksesibilitas konten web atau
web content accesibility
guidelines (WCAG)
2.0. Sejumlah
studi empiris terbatas telah memeriksa berbagai situs Web
untuk hambatan aksesibilitas.
Sebagian besar
studi ini menunjukkan apa pun domainnya,
banyak
situs Web yang
tidak dirancang
untuk aksesibilitas.
Sebagai contoh,
Loiacono
(2004a) melakukan penelitian yang meneliti aksesibilitas dari halaman
rumah
96 organisasi nirlaba.
Lebih
dari 87 persen
halaman beranda diperiksa memiliki hambatan
parah.
Romano (2002-2003) mengevaluasi aksesibilitas rumah halaman dari 250 perusahaan Fortune 500 teratas pada tahun
2002. Dia menemukan hambatan
aksesibilitas yang parah di 75
persen
dari
organisasi ini. Dua tahun kemudian, Loiacono
(2004) mengevaluasi halaman beranda dari perusahaan
Fortune 100. Hasilnya menunjukkan peningkatan
besar, dibandingkan dengan
Romano,
dalam hal itu
hanya 20 persen dari situs menunjukkan
hambatan
parah.
Namun, meskipun
ada
perbaikan dalam tingkat hambatan parah
di antara laman beranda perusahaan, sebagian
besar situs Web diperiksa oleh Loiacono (2004b) masih
mengandung
hambatan tingkat
sedang hingga rendah.
Hambatan tingkat rendah
yang
khas
adalah: 1.
kegagalan
untuk memasukkan
tag
alternatif untuk gambar, 2.
kegagalan
untuk menggunakan
ukuran dan posisi relatif, dan 3.
kegagalan
untuk memastikan
bahwa fungsi halaman tidak tergantung
pada
input tertentu
alat. Hanya enam persen
dari
situs yang dia periksa tidak memiliki kesalahan
aksesibilitas.
Hackett et al.
(2005) meneliti aksesibilitas situs Web dan interaksinya dengan
situs Web
kompleksitas seiring waktu.
Para penulis ini membandingkan sampel acak dari situs Web
umum
dengan sampel kenyamanan situs web pemerintah
A.S.
selama periode lima tahun
(1997-2002). Secara hukum, situs web
pemerintah AS diwajibkan untuk menyediakan akses ke informasi Accessibility
adalah hal yang
sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan.
Hal itu meliputi pendidikan,
pekerjaan, perdagangan,
kesehatan,
bahkan
pemerintahan. Web
harus bisa diakses dalam segala aspek
aplikasinya untuk memberikan
kesempatan yang
setara bagi
semua orang
meskipun
kemampuannya tak
sama. Dibawah ini adalah tips Memastikan
Accessibility
Digital: 1.
Pilih content management system yang mendukung accessibility Untuk membangun website,
dibutuhkan
content management system atau
sistem manajemen konten
seperti WordPress atau
Drupal. Saat memilih content management system,
penting untuk
memilih template atau tema yang
mendukung accessibility,
begitu pula saat memilih
modul,
plugin, maupun
widget. 2.
Atur struktur
konten dengan heading Penggunaan heading
sangat penting untuk
pengguna screen reader.
Dengan
konten yang terstruktur
dengan heading
yang tepat, isinya bisa dibaca dan diinterpretasi dengan
screen
reader. Penggunaan
heading untuk accessibility yang tepat adalah
dengan
menggunakan
heading 1 untuk judul utama konten
atau
halaman, kemudian
diikuti heading 2 untuk
menandakan bagian-bagian konten lainnya.
Penting untuk
tidak lompat dari heading
1 ke heading 3 karena screen
reader kemungkinan
akan menganggap ada konten yang
hilang. 3.
Gunakan alt text Alt text mungkin tidak
dianggap begitu
penting bagi pembaca dengan
penglihatan sempurna. Namun, alt text adalah bagian yang sangat penting
untuk
accessibility
bagi
penyandang disabilitas agar
gambar tersebut dapat mereka ketahui menggunakan screen reader. Hal ini penting khususnya jika menyajikan
infografis, di mana konten
infografis tersebut perlu dicantumkan
dalam alt text agar dapat terbaca. 4.
Buat nama link
yang
unik dan deskriptif Link dalam konten
situsmu
harus menggunakan teks yang deskriptif dan
jelas agar
pembaca
dengan
screen
reader dapat mengetahui ke ke mana link
tersebut akan
membawanya jika diklik. Hindari penggunaan “klik
di sini”, karena cenderung membingungkan dan
kurang
mampu menjelaskan tujuan link tersebut dengan
baik. 5.
Perhatikan
pemilihan warna Ada beberapa orang
yang
sulit mengenali warna merah
dan hijau akibat buta warna parsial dan
kesulitan penglihatan lainnya. Menurut University
of California, ada kurang
lebih 8% orang
di dunia yang
mengalami kondisi ini.
Nah,
oleh
karena itu, hindari penggunaan
warna yang
membingungkan
agar semua pengguna dapat menikmati konten situsmu dengan
nyaman. 6.
Desain kolom dengan
pertimbangan aksesibilitas Kolom-kolom situs web
harus dilabeli dengan jelas agar screen reader dapat menjelaskan
apa yang harus diisi dalam kolom tersebut. Manfaatkan fitur fieldset ketika merancang
sebuah situs untuk mengelompokkan
kolom yang
berisi informasi serupa.
Hal ini misalnya data
pribadi yang mencakup
nama, tanggal lahir,
dan lain-lain
sehingga pengisian
datanya lebih
mudah.
Penting juga untuk menggunakan
CAPTCHA yang dapat diakses penyandang
disabilitas. 7.
Gunakan tabel pada tempat yang
sesuai Penggunaan
tabel pada situs web adalah aspek
accessibility
yang
juga
harus ditempatkan
untuk menyajikan
data tabular saja,
tidak untuk membuat layout.
Penempatan tabel yang tidak tepat dapat menyebabkan
distraksi bagi pengguna screen
reader,
karena kontennya
mungkin tidak
dibaca secara urut melainkan
acak.
Jika harus menyajikan data dengan tabel,
gunakan header
untuk baris dan
kolom sehingga dapat terbaca dengan baik. 8.
Pastikan
konten dapat diakses dengan keyboard Tips selanjutnya untuk memastikan accessibility
bagi pengguna dengan disabilitas adalah merancang konten
yang dapat diakses dengan keyboard. Beberapa pengguna dengan disabilitas tidak
dapat menggunakan
mouse ataupun trackpad,
sehingga akses mereka terhadap
konten
sangat terbatas apabila tidak
bisa diakses dengan keyboard. 9.
ARIA
ARIA dalam accessibility
adalah singkatan dari Accessible Rich
Internet Applications. Hal ini merupakan
spesifikasi kompleks bersifat teknis untuk
menambahkan informasi
aksesibilitas ke elemen
yang awalnya sulit diakses bagi pengguna dengan disabilitas. Untuk hal ini,
penggunaan elemen HTML sangat penting.
Saat ini, banyak fungsi ARIA yang
diimplementasikan dalam HTML5, contohnya penggunaan
HTML5
nav tag untuk
navigasi ARIA. 10.
Pastikan
konten dinamis dapat diakses
Konten
dinamis seperti screen overlay,
lightbox, in-page update, popup, dan lainnya kadang sulit diketahui oleh
pengguna screen
reader. Agar dapat diakses oleh pengguna screen reader, ARIA dapat diimplementasikan
untuk mematikan aksesibilitas. |